head

HOME | NEWS | POFIL | INDEX | SEJARAH

Ilmu itu titipan. Nanti akan ditanya untuk apa digunakan. Tidak ada ilmu yang paling ampuh. Semuanya itu " Man Behind The Gun ".



Kamis, 11 September 2008

Adu Bebas Profesional


Berbeda dengan pertandingan pencak silat biasa yang digelar di matras, silat adu bebas ini digelar di atas ring seperti ring tinju dengan ukuran 6x6 meter. Pertandingan dilangsungkan dalam enam ronde, masing-masing dengan durasi dua menit, kata H. Tarmadji yang juga Ketua DPRD Kota Madiun itu.

Menurut Tarmadji, peraturan silat bebas profesional tersebut tetap mengacu pada pertandingan silat yang ada di IPSI, tapi bedanya pesilat tidak menggunakan pelindung badan (body protector). Lebih jauh Tarmadji mengatakan, Silat Adu Bebas Profesional itu murni gagasan dari SHT karena didasari atas keinginan agar pencak silat juga mempunyai wadah pertandingan profesional seperti cabang olahraga lainnya dan menimbulkan kebanggaan atlet sebagai seorang pesilat.

Pada penyelenggaraan berikutnya, SHT siap melaksanakan Silat Adu Bebas Profesional dengan peserta dari seluruh perguruan yang ada. Tapi masing-masing atlet harus mewakili padepokan masing-masing, tidak membawa nama perguruan, kata Tarmadji menambahkan.

Ketua PB IPSI M. Taufik menyambut baik diadakannya Silat Adu Bebas Profesional tersebut karena para atlet memerlukan lebih banyak kompetisi yang selama ini lebih banyak bersifat amatir.

M. Taufik yang juga salah satu deputy Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah itu mengharapkan agar kejuaraan selanjutnya bisa dikemas secara lebih baik dan profesional dan yakin bahwa ajang tersebut akan menarik minat stasiun televisi seperti yang pernah ditayangkan sebelumnya.

Kejuaraan Silat Adu Bebas Profesional yang menggelar partai final sampai Minggu dinihari tersebut diikuti oleh 61 atlet yang berasal dari 16 padepokan SHT yang tersebar di berbagai Tanah Air.

Pada kelas bebas (60kg ke atas), terjadi pertarungan sengit ketika juara PON 2004 dan peraih perunggu SEA Games 2005 Heri Hono yang mewakili padepokan Lembu Swana Kutai (Kaltim), hampir saja dikalahkan Husni Mubarok (Lereng Gunung Meratus Balikpapan).

Heri Hono yang lebih tinggi dan lebih besar dibanding lawannya beberapa kali terbanting ke kanvas meski akhirnya menang dengan skor tipis 2-1.

Sebagai juara, Heri Hono berhak atas hadiah uang sebesar Rp2 juta ditambah berbagai bonus, sementara Husni harus puas dengan hadiah sebesar Rp1 juta.

Pertandingan Silat Adu Bebas Profesional yang berlangsung di halaman terbuka Padepokan SHT tersebut mendapat sambutan cukup meriah dari sekitar 1.500 warga Madiun dan mereka tidak beranjak dari tempat duduk mereka meski partai terakhir baru usai menjelang dini hari, serta suhu udara yang dingin.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tak ada gading yang tak retak