post : http://indonesianmartialart.blogspot.com
Kasus perkelahian antar perguruan silat yang di motori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) di karesidenan madiun akhir-akhir ini sangat marak dan melibatkan masa pendukung secara massif dan di sertai dengan pengerusakan serta jatuhnya korban jiwa.
Konflik yang berpangkal dari perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran tentang ideoligi keSHan merambat hampir seluruh karisedanan Madiun. Hadirnya konflik tersebut juga meinimbulkan keresahan dan ketidaknyaman berbagai lapisan masyarakat. Arkeologi Kekerasan SH Terate VS SH Winongo Perkelahian secara turun temurun antar SH Terate dan SH Winongo tidak lepas dari setting sejarah yang melatarbelakangi.
Kedua perguruan tersebut awalnya merupakan satu perguruan yaitu Setia Hati (diawali berdirinya Sedulur Tunggal Kecer) yang berdiri di
kampung Tambak Gringsing Surabaya oleh KI Ngabei Soero Diwiryo dari Madiun pada tahun 1903. Pada tahun tersebut KI Ngabei belum menamakan perguruannya dengan nama Setia Hati namun, bernama “Joyo Gendilo Cipto Mulyo” hanya dengan 8 orang siswa, didahului oleh 2 orang saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung KI Ngabei sendiri) dan kenevel Belanda. Organisasi silat tersebut mendapat hati di kalangan masyarakat sekitar tahun 1917, yang mana Joyo Gendilo Cipto Mulyo mealkukan demonstarsi silat secara terbuka di alun–alun Madiun dan menjadikannya sebgai perguruan yang popular di kalangan masyarakat karena gerakan yang unik penuh seni dan bertenaga.
Pada tahun 1917 Joyo Gendilo Cipto Mulyo bergati nama dengan Setia Hati. Pendiri perguruan tersebut meninggal pada tanggal 10 November 1944 dalam usia 75 tahun, dengan meninggalkan wasiat supaya rumah dan pekarangannya diwakafkan kepada Setia Hati dan selama bu Ngabei Soero Diwiryo masih hidup tetap menetap di rumah tersebut dengan menikmati pensiun dari perguruan tersebut.
KI Ngabei dimakamkan di Desa Winongo Madiun dengan batu nisan garnit dengan dikelilingi bunga melati. Dan oleh berbagai kalangan makam Ki Ngabei dijadikan pusat dari perguruan Setia Hati. Dan pada Tahun 1922 Murid KI Ngabei Soero Diwiryo mendirikan Setia Hati Teratai sebagai respon untuk mengembangkan Pencak silat dengan ideologi ke SH an.
Pertentangan Ideologi memulai memuncak ketika pendiri SH meninggal yang mana konflik tersebut di motori oleh dua murid kesayangan Ki Ngabei Soero Diwiryo yang mengakibatkan pecahnya SH dan terbagi dalam 2 wilayah teritorial yaitu SH Winongo yang tetap berpusat di Desa Winongo dan SH Terate di Desa Pilangbangau Madiun.
Konflik kedua murid merambat sampai akar rumput sampai sekarang yang di penuhi rasa kebencian satu sama lain. Belum lagi konflik di perparah kepentingan politik dan perebutan basis ekonomi. Basis pendukung antar kedua perguruan di bedakan oleh perbedaan kelas juga. SH Winongo berkembang dalam alan perkotaan dan basis pendukungnya adalah para bangsawan atau priyayi sedangkan SH Teratai berkembang di wilayah pedesaan dan pinggiran kota. Perpecahan kedua perguruan tadi juga terletak dalam strategi pengembangan ideologi yang satu bersifat ekslusif sedangkan Hardjo Utomo ingin membangun SH yang lebih bisa diterima masyarakat bawah guna melestarikan perguruan.
Melihat dari latar belakang tersebut konflik yang tejadi adalah konflik identitas yang mana kedua perguruan tersebut saling mengklaim kebenaran pembawa nilai Ideoligi SH yang orisinil dan menganggap dirinya yang paling baik dan benar. Klaim kebenaran terus menerus di reproduksi sehingga membentuk praktek–praktek diskursif yang saling meyalahkan satu sama lain.
Konflik yang di gerakkan oleh klaim kebenaran pemegang otoritas tunggal ideologi ke SH an juga di dukung olehkultur agraris masyarakat setempat yang dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kegiatan selain bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari. Tumbuh suburnya perguruan silat di karesidenan Madiun juga di topang oleh idelogi pencak silat yang di olah kebatinan kejawen yang sangat familiar dalam kehidupan sehari–hari.
Implikasinya kelompok silat menjadi suatu yang itegral dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat juga ikut melestarikan konflik di sebabkan tingkat partisipasinya dalam kelompok silat sangat tinggi. Hadirnya kelompok silat dalam masyrakat agraris adalah sebuah media sosial untuk melepaskan rutinitas sehari–hari dan sebagai pelepas tekanan kemiskinan yang sering di derita masyarakat petani.
Partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kelompok silat dan di barengi sentimen ideologis yang kuat dan cenderung emosional dalam bertindak seringkali di manfaatkan oleh kelompok kepentingan yaitu oleh para politisi lokal untuk mendukung parpol yang di pimpimnya. Fenomena tersebut bisa di lihat Mantan Bupati Ponorogo Markum pada tahun 1998 lalu bergabung menjadi anggota kehormatan SH Terate. Maka kelompok silat yang jumlahnya ribuan sangat potensial untuk mendukung kepentingan parpol tertentu.
Hadirnya nuansa politisasi dalam sebuah organisasi silat yang menambah rantai konflik semakin panjang dan sangat sulit untuk diselesaikan. Pertarungan eksistensi antara SH Winongo dan SH Terate juga ber imbas pada perekutan anggota sebanyak–banyaknya. Dalam memperebutkan anggota juga sebagai perebutan basis ekonomi.
Kasus perkelahian antar perguruan silat yang di motori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) di karesidenan madiun akhir-akhir ini sangat marak dan melibatkan masa pendukung secara massif dan di sertai dengan pengerusakan serta jatuhnya korban jiwa.
Konflik yang berpangkal dari perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran tentang ideoligi keSHan merambat hampir seluruh karisedanan Madiun. Hadirnya konflik tersebut juga meinimbulkan keresahan dan ketidaknyaman berbagai lapisan masyarakat. Arkeologi Kekerasan SH Terate VS SH Winongo Perkelahian secara turun temurun antar SH Terate dan SH Winongo tidak lepas dari setting sejarah yang melatarbelakangi.
Kedua perguruan tersebut awalnya merupakan satu perguruan yaitu Setia Hati (diawali berdirinya Sedulur Tunggal Kecer) yang berdiri di
kampung Tambak Gringsing Surabaya oleh KI Ngabei Soero Diwiryo dari Madiun pada tahun 1903. Pada tahun tersebut KI Ngabei belum menamakan perguruannya dengan nama Setia Hati namun, bernama “Joyo Gendilo Cipto Mulyo” hanya dengan 8 orang siswa, didahului oleh 2 orang saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung KI Ngabei sendiri) dan kenevel Belanda. Organisasi silat tersebut mendapat hati di kalangan masyarakat sekitar tahun 1917, yang mana Joyo Gendilo Cipto Mulyo mealkukan demonstarsi silat secara terbuka di alun–alun Madiun dan menjadikannya sebgai perguruan yang popular di kalangan masyarakat karena gerakan yang unik penuh seni dan bertenaga.
Pada tahun 1917 Joyo Gendilo Cipto Mulyo bergati nama dengan Setia Hati. Pendiri perguruan tersebut meninggal pada tanggal 10 November 1944 dalam usia 75 tahun, dengan meninggalkan wasiat supaya rumah dan pekarangannya diwakafkan kepada Setia Hati dan selama bu Ngabei Soero Diwiryo masih hidup tetap menetap di rumah tersebut dengan menikmati pensiun dari perguruan tersebut.
KI Ngabei dimakamkan di Desa Winongo Madiun dengan batu nisan garnit dengan dikelilingi bunga melati. Dan oleh berbagai kalangan makam Ki Ngabei dijadikan pusat dari perguruan Setia Hati. Dan pada Tahun 1922 Murid KI Ngabei Soero Diwiryo mendirikan Setia Hati Teratai sebagai respon untuk mengembangkan Pencak silat dengan ideologi ke SH an.
Pertentangan Ideologi memulai memuncak ketika pendiri SH meninggal yang mana konflik tersebut di motori oleh dua murid kesayangan Ki Ngabei Soero Diwiryo yang mengakibatkan pecahnya SH dan terbagi dalam 2 wilayah teritorial yaitu SH Winongo yang tetap berpusat di Desa Winongo dan SH Terate di Desa Pilangbangau Madiun.
Konflik kedua murid merambat sampai akar rumput sampai sekarang yang di penuhi rasa kebencian satu sama lain. Belum lagi konflik di perparah kepentingan politik dan perebutan basis ekonomi. Basis pendukung antar kedua perguruan di bedakan oleh perbedaan kelas juga. SH Winongo berkembang dalam alan perkotaan dan basis pendukungnya adalah para bangsawan atau priyayi sedangkan SH Teratai berkembang di wilayah pedesaan dan pinggiran kota. Perpecahan kedua perguruan tadi juga terletak dalam strategi pengembangan ideologi yang satu bersifat ekslusif sedangkan Hardjo Utomo ingin membangun SH yang lebih bisa diterima masyarakat bawah guna melestarikan perguruan.
Melihat dari latar belakang tersebut konflik yang tejadi adalah konflik identitas yang mana kedua perguruan tersebut saling mengklaim kebenaran pembawa nilai Ideoligi SH yang orisinil dan menganggap dirinya yang paling baik dan benar. Klaim kebenaran terus menerus di reproduksi sehingga membentuk praktek–praktek diskursif yang saling meyalahkan satu sama lain.
Konflik yang di gerakkan oleh klaim kebenaran pemegang otoritas tunggal ideologi ke SH an juga di dukung olehkultur agraris masyarakat setempat yang dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kegiatan selain bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari. Tumbuh suburnya perguruan silat di karesidenan Madiun juga di topang oleh idelogi pencak silat yang di olah kebatinan kejawen yang sangat familiar dalam kehidupan sehari–hari.
Implikasinya kelompok silat menjadi suatu yang itegral dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat juga ikut melestarikan konflik di sebabkan tingkat partisipasinya dalam kelompok silat sangat tinggi. Hadirnya kelompok silat dalam masyrakat agraris adalah sebuah media sosial untuk melepaskan rutinitas sehari–hari dan sebagai pelepas tekanan kemiskinan yang sering di derita masyarakat petani.
Partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kelompok silat dan di barengi sentimen ideologis yang kuat dan cenderung emosional dalam bertindak seringkali di manfaatkan oleh kelompok kepentingan yaitu oleh para politisi lokal untuk mendukung parpol yang di pimpimnya. Fenomena tersebut bisa di lihat Mantan Bupati Ponorogo Markum pada tahun 1998 lalu bergabung menjadi anggota kehormatan SH Terate. Maka kelompok silat yang jumlahnya ribuan sangat potensial untuk mendukung kepentingan parpol tertentu.
Hadirnya nuansa politisasi dalam sebuah organisasi silat yang menambah rantai konflik semakin panjang dan sangat sulit untuk diselesaikan. Pertarungan eksistensi antara SH Winongo dan SH Terate juga ber imbas pada perekutan anggota sebanyak–banyaknya. Dalam memperebutkan anggota juga sebagai perebutan basis ekonomi.
Penutup
Konflik Identitas antara SH Winongo dan SH Teratai yang di mulai dengan klaim kebenaran tentang pemegang teguh ajaran ke SH an sekarang mulai merebak pada perebutan basis ekonomi serta di manfaatkanya kelompok silat sebagai penyokong parpol tertentu.
Di lain sisi masyrakat pun ikut melestarikan adanya konflik tersebut. maka untuk menghindari adanya konflik ideologis yang berkepanjanngan perlu di lakukan tindakan yang tegas oleh aparat kepolisian. Serta pemerintah daerah setempat harus menciptakan media sosial yang lain yang dapat membuat masyarakat keluar dari rutinitas sehari-hari dan terlepas dari berbagai tekanan sosial ekonomi yang selalu menghatui.
sungguh rumit ,
BalasHapussebenarnya tidak serumit itu,kita semua sejak awal adalah cucu adam.
BalasHapuskenapa lah ada perkelahian antar perguruan ini kalau nggak kan kita sudah menjadi saudara.
BalasHapuskatany setia hti koq harus pecah ce?gara2 pertikaian antra 2 klompok perguruan yg sama hny krn prbedaan tingkat kelas????
BalasHapusjika keduanya adalah murid dari Ki Ngabei maka keduanya adalah asli, kerena dalam jalur peguruan yang syah.
BalasHapuskelihatannya mmg susah berdamai karena ego masing-masing individu anggota perguruan (parahnya lagi, mungkin hampai semua saudara seperguruan punya ego yg sama, sehingga menjadi "common ego" kali ya). Cara masuk akal untuk mencegah pertikaian selanjutnya adalah membesarkan salah satu perguruan di Madiun, di luar SHT dan SHW. saya warga Madiun, dan menurut pengamatan saya IKS Kera Sakti punya potensi untuk menjadi penyangga SHT dan SHW. Ini mirip strategi tiga kerajaan di Cina. Komen saya tidak punya maksud apa-apa, selain ingin melihat wilayah Kota/Kabupaten Madiun yang damai. Terimakasih.
BalasHapusSilat udah ganti nama Silit
BalasHapusHmm,m mga kdua perguruan tsb bisa berdamai y..Msa" harus berantem trus sich..Ayo dunk damai2 aja y...
BalasHapussy sgt setuju dgn pdpt sdr ananonim,utk mencgh pertikaian selanjutnya kt besarkan satu perguruan yg berpotensi sbg penyangga.ingat sdr shw,sht,hidup tak slamanya.
BalasHapusintinya sok jagoan semua.,... mending klo udah tawuran polisi tembak aja kakinya yang tawuran biar tau rasa,... udah meresahkan sekali.....
BalasHapusoh ternyata begini asal mulanya perselisihan itu. sdh lama sy penasaran napa kok muncul bentrok SHT dan SHW itu.
BalasHapusnice article
:)
urasah geger dwe dwe mas broo...
BalasHapusPenting sesok iso tuku beras....
Wakakakakakakak
salam persaudaraan...
BalasHapusmua'y tinggal yg m'jalani
balik k'hati nurani & pikiran yg logis
dulur, qt kaum santai pecinta damai
qt jaga p'damaian dunia
memayu hayuning bawono
mungkin memang lucu kedengaranya 1 pencak silat setia hati yang didirikan ki ngabei soera diwiryo tu bisa terpecah,padahal ki ngabei memberi materi pencak silat yang sama pada k2 muridnya.mungkin kalok k2 perguruan pencak silat PSHT dan STK di kumpulkan di damaikan cari jalan terbaik biar gak ada korban lebih banyak lagi,mungkin alahkah lebih bagus,seni bila k2 pencak silat tu di gabungkan.
BalasHapusbersatulah demi bangsa ini. . . .
BalasHapusSalah satu yg membanggakan saya sebagai seorang putra Madiun adalah 'The City of Martial Arts". Berbagai perguruan martial arts lahir dan tumbuh besar di dan dari Madiun. SHW, SHT, IKS Kera Sakti, IKS Pro Patria, Pandan Alas, dan banyak lagi lainnya, itu semua adalah kekayaan budaya di Madiun. Semua perlu ditumbuhkembangkan sesuai dengan jatidiri masing-masing. Kelak kita akan melihat Madiun menjadi taman indah yg penuh warna-warni bunga martial arts. Mereka semua ini harus dijaga dari kepentingan politik sesaat. Kita semua adalah satu, sesama saudara. Salam damai untuk semua, putra Madiun.
BalasHapussalam persaudaraan......
BalasHapusdari sh trenggalek
psht klo diliat dr sejarah memang lebih luhur dr pd stk makanya saya gabung ke psht,BUKANYA mengajari walondo koyo mbah suro
BalasHapusNAMANY diganti semua aj jadi “Joyo Gendilo Cipto Mulyo” jdi g ada lagi SH teratai dan SH Winongo..... yang ada hanya 1 “Joyo Gendilo Cipto Mulyo”
BalasHapusMeskipun di publikasikan seperti ini.. percuma saja… karna yang membuat pertikaian itu sebenarnya ABG – ABG Labil dan Brandal Silat TUa yang ga tau Diri.. Konvoi Nerjang Lampu merah Gas di Blayer” Cari musuh Pengguna jalan di Hadang semua.. Peraturan negara kok mok gawe Peraturan e Mbah mu ae.. Jujur ae aku ora iso Silat Aku independent.. Cuman Niris ae Ndelok Para Pujangga – Pujangga yang Udah merasa Punya Jurus Tete Bengek Sok – Sok an mau cari Musuh.. KOnflik mu masalahmu Jangan merugikan orang lain yang tidak tahu.. Amit sewu Brapa Glintir Orang Dunia Persilatan seperti dunia mu? Kalau Sudah Masarakat Besar yang mendoakan Perguruan mu Bubar dan di Blacklist sebagai Perguruan Rusuh Dan sesat apa yang ga mungkin coba? Merasa Pinter Silat bukan buat Tawuran Woi insaf o.. iku cmn gawe Jogo awak lek kepepet dan untuk di budayakan.. duduk gawe ajang Bedigasan Kemlinti Wong kabeh di tantangi.. padu tukaran Gelut Kalah Menang Podo Loro kabeh.. ga onok guna ne COK! INGET AKU DUDU TEKO PERGURUAN AKU WONG BIASA TAPI AKU DUWE SOPAN.. JANGAN PERNAH MERUGIKAN ORANG LAIN! KALAU MAU DI HARGAI BUKAN DI TAKUTI ATAU LEBIH LEBIH DI SEBUT NGGILANI KYOK BAYI JEK KET ISO DOLANAN KOREK API.. JUANCOK!
BalasHapusassalamualaikum,
BalasHapusnggak usah konflik,
mending adu prestasi'a,
peace
BalasHapussalam persaudaraan ae,,, ra usah geger. pecel madiun jek penak
BalasHapus:)
emang SHT karo SHW iku ra salah sih salah nuw yoo.. brandal brandal kampung si cetek pemahaman'e iso ne gembar gembor tok ra ono ente' e, yen pancen ajarane eyang suro mesti eling dawuh'e eyang suro iku opo. kopi sewu gorengan limangatus, sego pecel rong ewu mas monggo di kersa'aken.. se keco niki mas.. mumpung sih anget.
BalasHapusseharusnya kita semua harus bersatu. . . psht & pshw karena kita dari ajaran yg sama. . .
BalasHapusSampai kapan konfliknya akan selesai jika tidak ada tindakan,?
BalasHapusmenurut saya enaknya di adakan rapat bersama dan dicari jalan keluarnya,karna jika di biarkan terus menerus hari yang akan datang bisa semakin parah.
Hanya orang2 bodoh aja yg mw diperbudak sama salah satu identitas. Kalo mang lo pinter, tunjukin.
BalasHapusPencak silat iku digunakan pada semestinya. Bwt lindungi diri dan membantu orang lain.